KHABAR MAQBUL SHAHIH
Beberapa hal yang tidak kita diterangkan secara rinci dalam Alquran maka Umat Muslim merujuk kepada Hadits. Hadits yakni perkataan, perbuatan, sikap diam serta sifat Nabi SAW. Akan tetapi mesti diperhatikan bahwa ternyata terdapat Hadits hadits yang ternyata bukan berasal dari Nabi SAW. Maka penting bagi kita mengetahui tentang hadits yang Shahih yang menjadi landasan bagi umat muslim dalam beramal. Dibawah ini merupakan ringkasan materi terkait Hadits Maqbul Shahih, yakni hadits yang diterima kebenarannya, kebenaran bahwa hadits tersebut berasal dari Rasulullah SAW.
KHABAR MAQBUL SHAHIH
A. Pengertian Hadits Maqbul
- Etimologi: Diambil dari kata ma’khuz yang diterima dan mushaddaq yang dibenarkan
- Terminologi: Suatu hadis yang dapat diterima dan dijadikan sebagai landasan dalam beramal, setelah ditemukan adanya penjelasan-penjelasan mengenai hadis tersebut tentang kebenarannya ( kebenaran bahwa hadits tersebut sampai kepada Rasul
B. Pengertian Hadits Maqbul Shahih
- Etimologi: Ashshahih lawan dari Saqim (sakit)
- Terminologi : Hadits yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh orang yang adil, dhabith hingga akhir sanad tanpa ada penyimpangan (syadz) dan cacat (illah)
C. Syarat-syarat Hadits Shahih
1. Bersambungnya sanad : Bersambungnya para perawi dari awal hingga akhir sanad
Cara mengetahui:
a. Mencatat semua nama periwayat dalam hadits yang diteliti
b. Mempelajari sejarah hidup perawi (kitab Rijal alhadis/ilmu tarikh arruwat)
c. Meneliti kata yang menghubungkan para periwayat
2. Rawinya Adil: Muslim, baligh, berakal, tidak fasik dan tidak buruk tingkah lakunya
Cara mengetahui:
a. Cek popularitas perawi dikalangan ahli hadits
b. Melihat penilaian para kritikus hadis terkait terkait kelebihan dan kekurangan perawi
c. Penerapan kaidah jarh wa ta’dil
3. Rawinya Dhabith: Setiap rawi harus sempurna daya ingatnya, baik ingatan dalam benak (Dhabith shudur) atau pun tulisan (Dhabith kitab)
Cara mengetahui:
a. Melalui kesaksian para ulama
b. Kesesuaian riwayatnya dengan riwayat perawi lain yang sudah dikenal kedhabitannya
4. Terhindar dari Syadz: Terhindar dari periwayatan yang bertentangan dengan periwayatan yang lebih tsiqah darinya
5. Terhindar dari Illat: Terhindar dari kecacatan terselubung pada hadits yang telah ditetapkan kesahihannya
Cara mengetahui:
a. Seluruh sanad hadits yang matannya semakna dihimpun dan diteliti
b. Seluruh periwayat dalam berbagai sanad diteliti
Illat biasanya ditemukan pada sanad yang muthasil marfu ternyata mutashil mauquf, terjadi kerancuan karena bercampur dengan hadits lain
D. Macam-macam Hadits Shahih
1. Shahih Lizatihi : hadis shahih karena dzatnya, tanpa adanya bantuan keterangan yang lain.
Contoh : حدثنا عبد الله بن يوسف اخبرنا مالك عن نافع عن عبد الله ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : اذا كانوا ثلاثة فلا يتناجى اثنان دون الثالث (رواه البخاری)
Bukhari berkata, Abdullah bin Yusuf telah menceritakan kepada kami, telah memberitakan kepada kami Malik dari Nafi’ dari Abdullah bahwa Rasul SAW bersabda, apabila mereka bertiga, janganlah dua orang berbisik tanpa ikut serta orang ketiga. (HR. Bukhari)
Hadits ini diketahui sanadnya bersambung dan seluruh rawinya tsiqah, terhindar dari Syadz dan illat (memenuhi persyaratan hadits Shahih)
2. Hadits Lighairihi : hadis hasan lizâtihi ketika ada periwayatan melalui jalan lain yang sama atau lebih kuat dari adanya
Contoh: hadis riwayat Muhammad bin ‘Amr dari Abi Salamah dari Abu Hurairah ra:
رَسُولَ الله صلى اللهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَوْلَا أَنْ أَضَلَّ عَلَى أمتي لأمرتهم بالسَّوَاكِ عِندَ كُلِّ صَلَاةِ
“Bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: seandainya saya tidak khawatir mempersulit umatku, tentu aku memerintahkan mereka menyikat gigi (bersiwak) setiap akan shalat”.
Diketahui Muhammad bin Amr dikenal jujur dan terjaga tetapi ia kurang cermat maka hadits nya termasuk Hasan lizatihi. Akan tetapi karena adanya periwayatan dari jalur lain yakni jalur Abu azzinad dari alaraj dari abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim maka hadits ini menjadi Shahih Lighairihi
E. Hukum Hadits Shahih
Hadits Shahih menjadi landasan hukum dalam syariat, dan seorang muslim tidak boleh secara leluasa untuk tidak mengamalkannya.
F. Tingkatan Hadits Shahih
1. Berdasarkan tinggi rendahnya kedhabitan dan keadilan perawi
a. Ashah Alasanid
Contoh: Ibnu Syihab azzuhri dari Salim bin Abdullah bin Umar dari bapaknya
b. Ahsan Alasanid
Contoh: Hammad bin Salamah dari Tsabit dari Anas bin Malik
c. Adh’af Alasanid
Contoh: Suhaib bin Abu salih dari abu Hurairah
Tingkatan sanad ini tidak mutlak, hanya bisa menyimpulkan bahwa sanad itu lebih kuat dari sanad yang tidak mendapat predikat
2. Berdasarkan persyaratan Shahih yang terpenuhi
a. Hadits muttafaq alaih
b. Hadits yang diriwayatkan Bukhari
c. Hadits yang diriwayatkan Muslim
d. Hadits yang diriwayatkan yang lain tetapi memenuhi persyaratan Bukhari Muslim
e. Hadits yang diriwayatkan yang lain tetapi memenuhi persyaratan Bukhari saja
f. Hadits yang diriwayatkan yang lain tetapi memenuhi persyaratan Muslim saja
g. Hadits yang dinilai Shahih menurut ahli hadits selain hadits riwayat Bukhari Muslim seperti Shahih Ibn Kuzaimah, Shahih Ibn Hibban
G. Kitab kitab Hadist Shahih yang terkenal
1. Shahih Bukhari
Kitab hadits Shahih pertama dan lebih utama karena imam Bukhari melakukan penyeleksian hadist yang ketat yakni para perawi harus saling bertemu, sedangkan imam Muslim mencukupkan para perawi sezaman. Terdapat 7275 hadits dengan pengulangan dan 4000 hadits tanpa pengulangan.
2. Shahih Muslim
Memiliki 12.000 hadits dengan pengulangan dan 4000 hadits tanpa pengulangan.
Ada juga kitab Shahih Ibn Kuzaimah dan Ibn hibban yang didalamnya terdapat hadist Shahih yang tidak tercantum pada Shahih Bukhari dan Muslim.
Komentar
Posting Komentar